Jumat, 07 November 2008

Three Magic Words

PLEASE (Tolong) - THANK YOU (Terimakasih) – SORRY (Maaf)

So short and so simple. Itulah ketiga kata yang sebenarnya memang gampang sekali untuk diucapkan. Meskipun simple, namun terkadang kita lupa atau malah sulit untuk mengucapkan kata-kata tersebut dalam kita berelasi dengan orang lain. Tapi ketika kita belajar untuk memahami ketiga kata tersebut...akan banyak sekali membawa perubahan dalam diri kita. Itulah setidaknya yang saya alami dan rasakan dalam diri saya. Betapa kata-kata yang sederhana itu bisa sangat bermakna ketika diucapkan dengan tulus.

Ketika mengucapkan Tolong... (PLEASE)
menunjukkan keterbatasan / ketidakmampuan/ ketidaksempurnaan dalam diri kita. Kita diingatkan bahwa tidak semua hal bisa kita lakukan sendiri..kita membutuhkan orang lain, keberadaan orang lain itu penting dalam hidup kita, tetapi kita juga tidak boleh lupa untuk memperlakukan orang lain benar-benar sebagai manusia seperti kita.

Ketika mengucapkan Terimakasih...(THANK YOU)
Kita diingatkan untuk bisa menghargai orang lain dan belajar untuk menghargai diri sendiri. Kita juga diingatkan untuk tidak menjadi sombong, karena semua keberhasilan kita bukan semata-mata usaha kita sendiri.

Ketika mengucapkan Maaf...(SORRY)
Kita diingatkan bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang melukai hati orang lain, kita tidak selalu bisa menyenangkan hati orang lain, dan juga kita diingatkan untuk mau mengakui kesalahan kita. Selain itu, yang bisa jadi...tidak kalah penting adalah kita juga harus bisa memaafkan kesalahan orang lain juga diri sendiri. Karena memaafkan baik untuk ketenangan pikiran dan kita tidak terjebak dalam kebencian dan dendam.

Mungkin memang benar kalau dikatakan ajaib karena tiga kata tersebut memang mempunyai kekuatan khusus. Tiga kata ajaib itu setidaknya bisa membuat hati kita bersukacita, merasa dihargai, meluluhkan kemarahan kita pada orang lain dan bisa membuat banyak orang bersimpati pada kita. Kadang-kadang sesuatu yang kelihatan sederhana ternyata penting banget dan mempunyai dampak yang sangat positif dalam hidup kita. So, the point is.... kita memang perlu untuk selalu membiasakan diri mengucapkan... Three Magic Words...Tolong-Terimakasih-Maaf (TTM)... dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun kita berhubungan/berelasi. Dengan mampu menghargai orang lain minimal kita telah menghargai diri kita sendiri.
Continue reading..

Selasa, 04 November 2008

When I ask ....

Ketika aku memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan
Tuhan memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

Ketika aku memohon kepada Tuhan agar diberi kebijaksanaan
Tuhan memberiku masalah untuk kupecahkan

Ketika aku memohon kepada Tuhan agar diberi kesejahteraan
Tuhan memberiku akal untuk berpikir

Ketika aku memohon kepada Tuhan agar diberi keberanian
Tuhan memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi

Ketika aku memohon kepada Tuhan agar diberi sebuah cinta
Tuhan memberiku orang-orang bermasalah untuk kutolong

Ketika aku memohon kepada Tuhan bantuan
Tuhan memberiku kesempatan

Aku tak pernah menerima apa yang kupinta
Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan


Continue reading..

CiNTa TiDaK HaRus MemiLiKi

Nina bisa merasakan sedikit lebih santai, sore itu. Tumben sekali pekerjaan kantor hari itu membuatnya tidak sesibuk biasanya. Untuk mengusir rasa kantuk yang mulai menyerangnya, Nina kembali membuka folder “spirit of life” favoritnya yang sudah lama tidak ia baca. Nina terlihat mulai sibuk memilih judul-judul kisah/cerita yang dirasa menarik untuk dibaca. Folder favoritnya itu memang berisi kumpulan-kumpulan kisah pencerahan yang didapatnya dari berbagai sumber, termasuk kiriman dari beberapa teman dan dari seseorang yang istimewa baginya. Kisah/cerita-cerita itu sengaja dikumpulkannya, dengan harapan setelah membacanya, bisa membuatnya termotivasi dan terinspirasi kembali, atau setidaknya ia jadi merasa “being reenergized” dan memperoleh semangat hidup kembali saat pikiran dan hatinya mulai terasa lelah dan jenuh.

Sebuah judul cerita mulai menarik perhatiannya lagi. Cerita yang entah sudah berapa kali ia baca. Cerita yang ia dapatkan dari seseorang yang pernah singgah dan menempati tempat istimewa dihatinya. Nina mulai membaca kalimat awal yang menjadi prolog dari cerita tsb...

“Jika kau menginginkan cinta dari seseorang, tunjukkan cintamu..
Cinta tidak membutuhkan keraguan, Tunjukkan saja...!!”

Saat Nina mulai berkonsentrasi untuk membaca, dering sms dari ponselnya sedikit mengganggu konsentrasi yang baru saja dibangunnya. Dengan mata yang masih tertuju pada baris-baris kalimat di layar monitor, Nina meraih ponsel yang diletakkan tidak jauh dari jangkauannya.. 1 new message.. kemudian mulai membuka dan membacanya..

Hi, Nina...pa kabar?

Begitulah pesan singkat yang baru saja masuk ke ponsel Nina. Pesan yang tidak terlalu istimewa buatnya,...”Ah, pasti pengirimnya lagi iseng”, begitu pikirnya.. seolah tak peduli. Tapi... beberapa detik kemudian tiba-tiba jantung Nina berdetak 2 kali lebih kencang dari biasanya, setelah membaca siapa pengirim pesan singkat itu...

Fr : Aditya

Adit...Aditya??!! Oh..God, is it really him? Dengan sedikit rasa tidak percaya, Nina membaca sekali lagi nama yang sudah tidak asing lagi buatnya. Nama yang pernah menempati tempat istimewa di hatinya bahkan sampai saat dia menerima pesan singkat ini, belum ada nama lain yang bisa menggantikannya. Nama yang sudah sejak setahun lalu berusaha untuk dia kubur dalam-dalam tapi belum juga berhasil. “Ya Tuhan, mimpi apa aku semalem?!” gumamnya pelan sambil mencoba mengingat-ingat apa mimpinya semalam. Seingatnya...dia memang tidak mimpi apa-apa semalam...tapi kenapa pesan singkat itu tiba-tiba muncul tanpa pernah ia kira sebelumnya? Dan yang lebih membuatnya terkejut, pesan singkat yang baru saja diterimanya datang bersamaan dengan dia membaca cerita yang tak lain adalah cerita yang dulu pernah dikirimkan Adit untuknya via email.
Entah kenapa pesan yang hanya “say hi..” itu telah membuatnya susah untuk menata detak jantungnya supaya bisa kembali berdetak normal. Tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiran Nina sebelumnya kalau pesan singkat dari Adit akan muncul lagi di ponselnya
Nina masih terpaku menatap pesan singkat itu, seolah tak percaya kalau Adit masih mengingatnya. Entah apa yang akan ia lakukan dengan pesan singkat itu, batinnya mulai bergolak antara membalas pesan itu atau tak memperdulikannya. Di satu sisi, ingin sekali ia membalas pesan singkat itu, karena, jujur, Nina memang masih terus berharap suatu saat Adit akan menghubunginya kembali dan menjawab keresahannya dan semua tanya yang selama ini terus memenuhi benaknya. Tapi disisi lain, batinnya menentang untuk membalas pesan singkat itu ketika ingat kekecewaannya saat dulu tiba-tiba Adit menghilang bagai di telan bumi... He just walked away ...gone with the wind....meninggalkannya begitu saja tanpa pernah memberinya kesempatan, sekalipun itu kesempatan untuk tau apa alasan Adit meninggalkannya.
Selama beberapa menit batin Nina dipenuhi dengan pertentangan antara ya dan tidak. Tapi tidak lama kemudian jari-jarinya terlihat mulai menekan-nekan keypad di ponselnya. Nina mulai membalas pesan singkat dari Adit. Nina memang tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa kabar dari Adit inilah yang sudah ditunggunya sejak setahun yang lalu.

Nina bae...Dit... (balas Nina sedikit berbohong tentang perasaannya yg sebenarnya)
Kamu sendiri pa kabar Dit?
Ga nyangka ternyata kamu masih ingat sama nina..

Begitulah, balasan pesan singkat Nina yang akhirnya berlanjut ke suatu perbincangan panjang dengan Adit. Perbincangan yang sudah lama dinantikannya. Hari ini adalah tepat 1 tahun Adit kembali muncul dalam kehidupannya. Sesuatu yang tidak pernah Nina sangka sebelumnya.

Nina ingat betul, pertemuan terakhirnya dengan Adit, memang sempat membuat Adit merasa kesal sekali dengannya. Tetapi Nina tidak menyangka pertemuannya dengan Adit saat itu akan benar-benar menjadi pertemuan terakhirnya. Ini diluar kebiasaan Adit sebelumnya, sekesal bagaimanapun Adit padanya, Adit tidak pernah sampai tak mempedulikannya hingga begitu lama. Tidak seperti harapan Nina sebelumnya bahwa kekesalan Adit padanya akan segera lenyap setelah Nina mencoba untuk mengajak Adit berbicara dari hati ke hati. Tapi, jangankan untuk bisa mengajak Adit bicara, sms dan telpon darinya tidak ada satupun yang diresponnya. Termasuk sms tentang permintaan maaf Nina pada Adit. Entah apa yang terjadi pada Adit? Sampai suatu hari Adit meneleponnya, dan mengungkapkan tentang kekesalannya beberapa hari yang lalu padanya. Sekesal itukah Adit padanya? Nina tidak menyangka kalau persoalan yang menurutnya bisa diselesaikan dan bukan sesuatu yang prinsip sampai bisa membuat Adit begitu kesal padanya. Ada perasaan sedih, kecewa dan bingung yang menyelimuti hati Nina..dengan perubahan yang terjadi pada Adit.

Sejak pertemuan dan telefon “terakhir”nya, Adit sudah tidak pernah muncul lagi dalam kehidupannya, jangankan ketemu, suara Adit yang biasanya didengarnya bak minum obat 3 x sehari lewat ponselnya pun sudah tidak pernah lagi memanjakan kupingnya. Di luar harapannya pula, setelah hari itu Adit jadi benar-benar sulit untuk dihubungi. Dan ini juga merupakan rasa tersulit dalam hidup Nina..setidaknya begitulah yang dirasakannya. Nina tidak tau apa yang harus dilakukannya untuk bisa menanyakan apa yang sedang terjadi atau sekedar menanyakan kabar Adit. Nina tidak pernah berhasil menemukan suatu perbincangan dengan Adit yang bisa menjawab keresahannya. Dari perbincangan terakhir Adit dengannya, apakah Adit ingin menyampaikan bahwa dia sudah tidak berarti lagi baginya... tidak bisa lagi menjadi motivasi dan inspirasi bagi hidupnya? Pernyataan-pernyataan yang tersirat dari perbincangan terakhir menjadi pertanyaan yang tak terjawab bagi Nina dan ini sangat mengganggu pikirannya. Tapi Nina yakin..Adit pasti punya suatu alasan tertentu yang tidak ingin dikatakan padanya, alasan kenapa dia meninggalkannya.

Dan sekarang, setelah 1 tahun berlalu, setelah Nina tidak bisa lagi menemukan jejak Adit, Adit tiba-tiba muncul lagi dalam kehidupannya. Dari nada suara Adit, Nina seperti bisa merasakan beban yang sedang ditanggungnya. Apa sebenarnya yang terjadi pada Adit? Tidak lagi didengarnya nada kesal seperti yang terakhir dulu ia dengar. Semua keresahan dan semua tanya yang ada di benak Nina satu tahun belakangan ini akhirnya terjawab juga. Jawaban yang langsung keluar dari mulut Adit, yang menyiratkan suatu penyesalan yang amat sangat.

“Maaf, Nin...kalau aku sudah melukai hatimu, membuat kamu bingung, gelisah, sedih, kecewa dan marah... Tapi aku juga tidak punya pilihan, Nin!!”

Ternyata kekesalan Adit padanya dulu itu hanya dipakai sebagai alasan agar ia membenci dirinya dan dia bisa pergi meninggalkannya. Karena tanpa ada kesempatan untuk bisa memilih, dengan terpaksa Adit harus mengikuti keinginan ibunya yang sedang sakit keras, untuk mau menikah dengan wanita pilihannya. Nina hanya bisa terdiam dan terpaku mendengar cerita Adit. Ia berusaha untuk bisa mengerti dan memahami apa yang dialami Adit. Perasaan kecewa pada Adit sudah pasti ada dalam dirinya, tapi Nina tidak tau apakah dia harus marah atau benci pada Adit? Mata Nina mulai berkaca-kaca dan airmata sudah mulai membasahi pipinya. Biarpun Nina kecewa pada Adit, tapi ternyata dia memang tidak bisa membencinya. Mungkin memang inilah akhir dari cerita cintanya dengan Adit..akhir dari penantian panjangnya selama ini. Meskipun Nina pernah merasa bahwa Adit adalah soulmate-nya dan berharap, bersama Aditlah dia nanti akan menjalani hari-hari indahnya ke depan..tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Nina sadar, ia juga tidak bisa menyalahkan Adit, karena itu memang bukan kemauan Adit. Mungkin memang harus begitulah jalan hidup Adit...juga jalan hidupnya.

Hidup memang tidak bisa seperti cerita dalam sinetron, akhir cerita bisa dengan gampang dibelokkan atau diubah skenarionya agar bisa menjadi happy ending, untuk membuat lega para penontonnya. Sekarang Adit sudah mempunyai kehidupan sendiri...dan Nina juga harus bisa berjiwa besar untuk mengiklaskan Adit menjadi milik orang lain. Ada saatnya mungkin kita harus melepaskan orang yang kita cintai, bukan karena orang tersebut berhenti mencintai kita, melainkan mungkin kita bisa mendapati dia akan lebih bahagia kalau kita melepasnya. Terimakasih Dit, sudah pernah menjadi bagian dalam hidupku dan memberi warna di hari-hariku dulu, juga untuk semua rasa yang pernah kau beri. Semoga kamu hidup bahagia dengan wanita yang sekarang menjadi pendampingmu, begitulah sebentuk doa Nina untuk Adit...tulus.

Tuhan tau apa yang terbaik untuk kita. Jika kita kehilangan cinta, pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti dan dipahami, namun kita harus tetap percaya, bahwa ketika Tuhan mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Continue reading..

Senin, 03 November 2008

MiSteRi ILaHi

Segala yang terjadi dalam hidupku ini..
Adalah sebuah misteri Ilahi.
Perihnya cobaan hanya ujian kehidupan


Begitulah 3 baris refrain yang kuambil dari lirik lagu Ari Lasso, yang setidaknya membuat kita sadar bahwa seringkali kita memang tidak mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. Tetapi, mungkin semua yang telah Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita adalah yang terbaik buat kita. Dan bagaimanapun juga kita harus tetap bersyukur dalam setiap keadaan yang kita hadapi dan alami.



Beberapa bulan yang lalu keluargaku dikejutkan dengan sebuah musibah yang sungguh menyedihkan. Pamanku mengalami kecelakaan yang akhirnya harus membuat kedua mata paman menjadi buta. Suatu kondisi yang tentu saja tidak pernah kami bayangkan sebelumnya akan menimpa paman. Banyak orang yang mempertanyakan, kenapa ini harus terjadi pada paman? Pertanyaan itupun sempat juga terbersit dalam benakku..Kenapa harus paman? Kenapa orang sebaik paman harus menjadi buta? Kalau sudah begini terkadang kita jadi menganggap Tuhan itu tidak adil. Tapi mungkin, bukan itu seharusnya yang kita pertanyakan, melainkan apa yang sebenernya Tuhan kehendaki dengan peristiwa yang menimpa paman? Karena rencana kita memang bukan rencana Tuhan, dan rencana Tuhan juga bukan rencana kita. Mungkin Tuhan memang mempunyai rencana yang lebih indah dibalik peristiwa ini.

Paman adalah seorang yang religius, sabar, ulet dalam usaha/pekerjaannya, tidak pernah mengeluh, mempunyai jiwa sosial yang tinggi, tidak pernah memandang golongan orang dalam memberikan pertolongan baik secara materi, pikiran maupun tenaga, juga seorang suami dan ayah yang baik bagi istri dan anak-anaknya. Sungguh, paman adalah sosok yang sangat baik di mataku juga di mata keluarga, saudara-saudara dan semua orang yang sudah lama mengenal paman. Kejadian seperti ini memang awalnya sangat sulit untuk bisa diterima. Banyak yang merasa terpukul dengan kejadian yang menimpa paman, termasuk bagi keluarga dan tentu saja terutama bagi paman sendiri, istri dan anak-anak paman. Mungkin inilah ujian hidup yang diberikan Tuhan kepada umatnya, tapi Tuhan juga tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan kita sebagai manusia.

Suatu kali sempat kudapati paman menitikkan airmata, tidak lama setelah mendengar pernyataan dokter bahwa kemungkinannya sangat kecil bagi kedua mata pam
an akan kembali normal untuk bisa melihat kembali. Sungguh sangat manusiawi, kalau paman sampai menitikkan airmata. Sedih..itu sudah pasti. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan paman. Sudah terbayangkan bagaimana hari-hari selanjutnya akan dilalui paman dengan keterbatasan yg paman miliki sekarang, terutama sebagai seorang kepala keluarga yang mempunyai kewajiban untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi yang sungguh aku kagumi dari dalam diri paman adalah tidak sedikitpun kudengar keluhan yang keluar dari mulut paman, dan dengan penuh iman kepada Tuhan paman tetap bersyukur, yakin dan optimis bahwa semuanya akan bisa paman lewati. Ini semua tentu saja butuh support dari keluarga terutama dari istri dan anak-anak paman.

Hari demi hari berlalu, meskipun akhirnya kedua mata paman memang sudah dinyatakan benar-benar tidak bisa melihat kembali, namun setidaknya kondisi paman semakin hari sudah semakin membaik, terutama kondisi mental paman. Paman sudah bisa menerima kenyataan dan kondisi dirinya lebih cepat dari yang aku kira sebelumnya..begitu juga dengan anak-anak paman. Istri pamanpun yang awalnya sulit untuk bisa menerima kenyataan ini, berangsur-angsur, seiring berjalannya waktu, juga sudah mulai bisa menerima kenyataan yang memang harus dihadapi ini. Mungkin kita memang tidak boleh terus larut dalam kesedihan dan menjadi terpuruk. Bagaimanapun juga...Life must go on.. hidup harus terus berjalan.. Kondisi apapun tetap harus diterima dengan rasa syukur. Mungkin benar kata orang bijak...janganlah kita selalu melihat ke atas, adakalanya kita perlu juga melihat ke bawah. Masih banyak orang yang jauh lebih menderita dibandingkan paman...dan pada saat kita yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita..everthing will be fine...semuanya akan bisa kita lalui. Itulah yang diyakini paman.

Sebulan yang lalu, aku sempat bertemu dengan paman. Kulihat perkembangan paman begitu luar biasa sekali. Selama satu minggu aku menginap di rumah paman, tidak sedikitpun kudengar paman mengeluh tentang kondisinya dan tidak pula kulihat kesedihan dan keputusasaan dari raut wajah paman.. yang ada adalah raut wajah sukacita dan optimis. Paman masih tetap seperti dulu...Paman yang religius, yang sabar, yang tidak pernah mengeluh, yang tetap mempunyai jiwa sosial , tetap ulet dalam usaha/pekerjaannya, bahkan usaha pamanpun semakin menunjukkan perkembangan yang luar biasa... dan tetap bisa menjadi kepala keluarga yang baik....dengan keterbatasan yang paman miliki sekarang. Paman masih tetap mempunyai semangat hidup yang tinggi dan tidak ingin selalu tergantung pada orang lain meskipun memiliki keterbatasan pada tubuhnya. Keterbatan atau kekurangan fisik tidak harus selalu dijadikan alasan untuk membuat orang jadi pesimis. Dari sosok paman, ada lagi pelajaran hidup yang bisa aku dapatkan, yaitu..tentang keyakinan dan optimisme. Dan satu lagi... pekerjaan yang terpenting dalam hidup ini adalah menjalani kehidupan, mencintai dan terus berkembang meski mengalami kesedihan yang mendalam

Continue reading..

Life is Wonderful....

Face our past without regret
Handle our present with confidence
Prepare for the future without fear
Keep faith and drop the fear
Don't believe your doubts and..never doubt your beliefs
Life is wonderful..if you know to live it
( taken from Pravs :-) )
Continue reading..